Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang
memiliki arti dinding.Dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan
berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior),
langit-langit, atau bidang datar lainnya. Mural menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi sebagai
lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut
bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan
dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai
pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau
gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruangan.
Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja Katolik yang
bercorak Barok yang melukis atap gereja yang biasanya berupa kubah dengan
lukisan awan dan cerita di Alkitab.
Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media
dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
Berbeda dengan grafiti
yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat
dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan
dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna
apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan
gambar.
Sejarah dan Tujuan mural.
Akar muasal mural ternyata sudah
dimulai jauh sebelum peradaban modern, bahkan diduga sejak 30.000 tahun
sebelum Masehi. Jika ditilik dari pernyataan sejarah diatas berarti
manusia lebih mengenal ekspresi gambar terlebih dahulu dibandingkan
dengan tulisan. Mural dalam perjalananan seni rupa tidak bisa dilepaskan
dari jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam, ketika ada lukisan
gua di Lascaux, selatan Prancis. Mural yang dilukis oleh orang-orang
jaman prasejarah ini menggunakan cat air yang terbuat dari sari buah
limun sebagai medianya. Lukisan mural pada jaman prasejarah ini paling
banyak ditemukan, di Prancis, ada sekitar 150 tempat mural ditemukan,
kemudian di Spanyol ada 128 tempat dan di Italia mural ditemukan di 21
tempat. Gambar mural-mural tersebut sebagian besar banyak menceritakan
tentang kisah perburuan, meramu, juga aspek religius manusia pra
sejarah. Terdapat juga bentuk mural ekspresi dengan gambar
cetakan-cetakan tangan sebagai bentuk ekspresinya. aksi melukis di
dinding goa-goa tersebut sebagai bentuk mural generasi pertama
Pencitraan serupa ternyata ditemukan pula di Indonesia. Sejumlah gua
kapur di Maros dan dinding-dinding kapur di Kolonodale, Sulawesi Tengah
juga menyimpan gambar dinding dari masa prasejarah. Termasuk dalam mural
generasi pertama antara lain imaji-imaji pada dinding piramid di Mesir,
bangunan-bangunan pada masa Romawi, Yunani, Maya, juga tempat-tempat
pemujaan di India dan Tibet.

Mural-mural di abad pertengahan atau zaman Renaissance
memperlihatkan indikasi kemajuan yang pesat, baik dari segi teknik, bentuk dan
fungsi. Fungsi mural di zaman ini lebih mengutamakan dari segi keindahan, tema
dan gengsi status sosial bagi pemilik mural. Pada bagian Interior gereja-gereja
di Italia, misalnya, diperindah dengan lukisan bergaya realis romantik, hasil
dari rekaan imajinasi seniman kondang dimasa itu seperti karya Michaelangelo,
Leonardo da Vinci, dan Raphael yang terinspirasi dari kisah-kisah Al Kitab.
Pada masa itu, mural menjadi sebuah trend bagi kalangan jet sets di Prancis,
Inggris, dan Jerman . Teknik yang populer digunakan kala itu adalah teknik
fresko yakni melukis di dinding yang mencampurkan pigmen pewarna dengan plaster
dinding yang baru dilapisi (masih basah) sehingga pigmen pewarna meresap dan
merekat kuat pada dinding.
_-_The_Last_Supper_(1495-1498).jpg)
last supper Leonardo Da Vinci

last Judgment Michaelangelo

karya mural di villa Farnesina karya Raphael
Mural Era Zaman Modern
hingga kontemporer dengan tema politik, sosial, hingga tema industrial,
diawali dengan lukisan mural size painting karya pablo picasso Guernica
yang menceritakan tragedi pengeboman dibagian utara spanyol karena
perang sipil di spanyol. Mural modern mulai populer terutama sejak
Diego Rivera dan beberapa koleganya menggoreskan kuas pada
dinding-dinding kota di Mexico City, Chapingo, Cuernavaca, San
Francisco, Detroit, dan New York City Pada tahun 1931 yang kental dengan
faham idealisme politiknya. Di negara-negara konflik, seperti Irlandia
Utara, mural sangat mudah ditemui di semua dinding kota. Tercatat
sekitar 2000 mural dihasilkan dari sejak tahun 1970 hingga sekarang dan
dengan demikian Irlandia Utara-lah negara yang sangat produktif
menghasilkan mural. Propaganda politik menjadi tema sentral dalam mural
tersebut.

karya pablo picasso

karya Diego Rivera
Mural
kini bukan hanya sebagai media pelengkap interior meskipun fungsi
tersebut tidak benar benar hilang namun mengalami perkembangan fungsi,
lokasi, teknik, media dan thematic mural makin meluas sekaligus menguat
dikalangan artist maupun street artist baik sebagai media propaganda
sosial, kampanye instansi, idealisme dan ekspresi seniman itu sendiri.
Mural kini lebih dikenal sebagai seni publik karena lokasi keberadaanya,
tema maupun penyampaianya yang melibatkan langsung interaksi maupun
opini masyarakat, membuat mural menjadi seni visual yang merakyat baik
dan buruk semua itu dikembalikan pada interaksi dan pertanggung jawaban
sang seniman dan masyarakat. Dari mural generasi pertama hingga mural
terkini mural menjadi sebuah fenomena yang sensasional mari kita lihat
hasil karya muralis kini:

mural ekspresi idealis

Mural ekspresi Battle field

Mural ekspresi Battle field

Mural ekspresi karya Julien malland di India

Mural ekspresi karya Julien malland di cina

Mural ekspresi karya Julien malland di mexico

Mural ekspresi karya Julien malland di Indonesia

Karya mural 3 dimensi Kurt Wenner

Mural Gedung oleh CitéCréation

Mural Gedung oleh CitéCréation

mural karya Os Gemeos

mural karya Os Gemeos
Kini mural telah menjadi media ekspresi alternatif bagi para seniman
yang ingin menyalurkan aspirasi langsung pada masyarakat. Mural yang
terkadang tidak melulu menggambarkan keindahan namun lebih kepada
penggambaran keadaan sosial yang bergejolak di masyarakat. apakah mural
akan atau telah menjadi sebuah kebudayaan bagian dari masyarakat? Mari
kita simak terus perkembanganya
Berbeda dengan grafiti
yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat
dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan
dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna
apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan
gambar.
Sejarah dan Tujuan mural.
Akar muasal mural ternyata sudah
dimulai jauh sebelum peradaban modern, bahkan diduga sejak 30.000 tahun
sebelum Masehi. Jika ditilik dari pernyataan sejarah diatas berarti
manusia lebih mengenal ekspresi gambar terlebih dahulu dibandingkan
dengan tulisan. Mural dalam perjalananan seni rupa tidak bisa dilepaskan
dari jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam, ketika ada lukisan
gua di Lascaux, selatan Prancis. Mural yang dilukis oleh orang-orang
jaman prasejarah ini menggunakan cat air yang terbuat dari sari buah
limun sebagai medianya. Lukisan mural pada jaman prasejarah ini paling
banyak ditemukan, di Prancis, ada sekitar 150 tempat mural ditemukan,
kemudian di Spanyol ada 128 tempat dan di Italia mural ditemukan di 21
tempat. Gambar mural-mural tersebut sebagian besar banyak menceritakan
tentang kisah perburuan, meramu, juga aspek religius manusia pra
sejarah. Terdapat juga bentuk mural ekspresi dengan gambar
cetakan-cetakan tangan sebagai bentuk ekspresinya. aksi melukis di
dinding goa-goa tersebut sebagai bentuk mural generasi pertama
Pencitraan serupa ternyata ditemukan pula di Indonesia. Sejumlah gua
kapur di Maros dan dinding-dinding kapur di Kolonodale, Sulawesi Tengah
juga menyimpan gambar dinding dari masa prasejarah. Termasuk dalam mural
generasi pertama antara lain imaji-imaji pada dinding piramid di Mesir,
bangunan-bangunan pada masa Romawi, Yunani, Maya, juga tempat-tempat
pemujaan di India dan Tibet.

Mural-mural di abad pertengahan atau zaman Renaissance memperlihatkan indikasi kemajuan yang pesat, baik dari segi teknik, bentuk dan fungsi. Fungsi mural di zaman ini lebih mengutamakan dari segi keindahan, tema dan gengsi status sosial bagi pemilik mural. Pada bagian Interior gereja-gereja di Italia, misalnya, diperindah dengan lukisan bergaya realis romantik, hasil dari rekaan imajinasi seniman kondang dimasa itu seperti karya Michaelangelo, Leonardo da Vinci, dan Raphael yang terinspirasi dari kisah-kisah Al Kitab. Pada masa itu, mural menjadi sebuah trend bagi kalangan jet sets di Prancis, Inggris, dan Jerman . Teknik yang populer digunakan kala itu adalah teknik fresko yakni melukis di dinding yang mencampurkan pigmen pewarna dengan plaster dinding yang baru dilapisi (masih basah) sehingga pigmen pewarna meresap dan merekat kuat pada dinding.
![]() |
last supper Leonardo Da Vinci |
![]() |
last Judgment Michaelangelo |
![]() |
karya mural di villa Farnesina karya Raphael |

Mural Era Zaman Modern
hingga kontemporer dengan tema politik, sosial, hingga tema industrial,
diawali dengan lukisan mural size painting karya pablo picasso Guernica
yang menceritakan tragedi pengeboman dibagian utara spanyol karena
perang sipil di spanyol. Mural modern mulai populer terutama sejak
Diego Rivera dan beberapa koleganya menggoreskan kuas pada
dinding-dinding kota di Mexico City, Chapingo, Cuernavaca, San
Francisco, Detroit, dan New York City Pada tahun 1931 yang kental dengan
faham idealisme politiknya. Di negara-negara konflik, seperti Irlandia
Utara, mural sangat mudah ditemui di semua dinding kota. Tercatat
sekitar 2000 mural dihasilkan dari sejak tahun 1970 hingga sekarang dan
dengan demikian Irlandia Utara-lah negara yang sangat produktif
menghasilkan mural. Propaganda politik menjadi tema sentral dalam mural
tersebut.
![]() |
karya pablo picasso |
![]() |
karya Diego Rivera |
Mural
kini bukan hanya sebagai media pelengkap interior meskipun fungsi
tersebut tidak benar benar hilang namun mengalami perkembangan fungsi,
lokasi, teknik, media dan thematic mural makin meluas sekaligus menguat
dikalangan artist maupun street artist baik sebagai media propaganda
sosial, kampanye instansi, idealisme dan ekspresi seniman itu sendiri.
Mural kini lebih dikenal sebagai seni publik karena lokasi keberadaanya,
tema maupun penyampaianya yang melibatkan langsung interaksi maupun
opini masyarakat, membuat mural menjadi seni visual yang merakyat baik
dan buruk semua itu dikembalikan pada interaksi dan pertanggung jawaban
sang seniman dan masyarakat. Dari mural generasi pertama hingga mural
terkini mural menjadi sebuah fenomena yang sensasional mari kita lihat
hasil karya muralis kini:
![]() |
mural ekspresi idealis |
![]() |
Mural ekspresi Battle field |
![]() |
Mural ekspresi Battle field |
![]() |
Mural ekspresi karya Julien malland di India |
![]() |
Mural ekspresi karya Julien malland di cina |
![]() |
Mural ekspresi karya Julien malland di mexico |
![]() |
Mural ekspresi karya Julien malland di Indonesia |
![]() |
Karya mural 3 dimensi Kurt Wenner |
![]() |
Mural Gedung oleh CitéCréation |
![]() |
Mural Gedung oleh CitéCréation |
![]() |
mural karya Os Gemeos |
![]() |
mural karya Os Gemeos |
Kini mural telah menjadi media ekspresi alternatif bagi para seniman
yang ingin menyalurkan aspirasi langsung pada masyarakat. Mural yang
terkadang tidak melulu menggambarkan keindahan namun lebih kepada
penggambaran keadaan sosial yang bergejolak di masyarakat. apakah mural
akan atau telah menjadi sebuah kebudayaan bagian dari masyarakat? Mari
kita simak terus perkembanganya